Cari Blog Ini

Sabtu, 24 September 2011

Kelemahan Barcelona telah di temukan

NEWS

Kelemahan Barcelona Ditemukan!

Auzan Julikar Sutedjo - Okezone
Kamis, 22 September 2011 19:52 wib
 59  1586 4
Line-up Valencia vs Barcelona di babak pertama (zonalmarking)
Line-up Valencia vs Barcelona di babak pertama (zonalmarking)
BARCELONA-Valencia memang gagal menang atas Barcelona tetapi mereka memberi pelajaran kepada klub lain bahwa salah satu kunci meredam Barcelona adalah dengan menempatkan dua bek sayap di sisi kiri. Tujuannya tak lain guna meredam kecepatan bek Barcelona, Daniel Alves.

Strategi pelatih Valencia, Unai Emery menempatkan dua bek kiri saat melawan Barca sudah diterapkan sejak musim lalu. Saat itu, strategi ini berhasil menyulitkan Barcelona di Camp Nou. Valencia unggul lebih dulu 1-0 di babak pertama lewat Jeremy Mathieu hingga akhirnya Barca bisa membalikkan keadaan di babak dua menjadi 2-1.

Di Stadion Mestalla tadi malam, Emery mengulang strategi yang dia terapkan musim lalu. Jordi Alba (22) ditempatkan di bek kiri dan Jeremy Mathieu menempati posisi sayap kiri. Idenya adalah jelas karena kecepatan Daniel Alves sangat berbahaya maka dengan menempatkan dua pemain bernaluri bertahan di sisi kiri gelandang, Anda mempunyai pemain yang secara naluriah akan selalu berada di garis belakang.

Jika Anda menjadi Daniel Alves dan dihadapkan pada situasi ini maka jelas Anda akan terus menekan lawan sebanyak yang Anda bisa. Dan itulah kenyataannya, Alves bermain sangat maju dan membuat Mathieu bermain ke dalam dan semakin ke dalam.

Masalahnya adalah Mathieu justru menjadi ancaman terbesar Valencia saat mereka keluar menyerang. Bek sayap kiri berusia 27 tahun itu secara konsisten maju membantu serangan dan mengeksploitasi ruang yang ditinggalkan oleh Alves. Dalam pertandingan itu, Mathieu menjadi kreator dua gol Los Ches dan menciptakan tiga peluang emas, di mana salah satunya gagal dikonversi Roberto Soldado untuk membuat gol pembuka.

Bagaimana mungkin Mathieu bisa melakukannya jika sedari awal dia justru dipersiapkan untuk menahan Daniel Alves?

Karena tidak seperti yang terlihat di atas kertas, Pedro yang diposisikan sebagai penyerang sayap kanan tidak benar-benar bermain di posisi tersebut. Saat pertandingan dimulai, penyerang berusia 24 tahun itu memang berada di sayap kanan tetapi saat laga sudah berjalan beberapa lama, dia berpindah ke sisi kiri. Sehingga Barca sebenarnya bermain tanpa sayap kanan murni.

Tugas sayap kanan diemban oleh Alves dan bek sayap berusia 28 tahun ini kesulitan berjuang sendirian menghadapi dua bek lawan. Terutama Jordi Alba yang kecepatannya mampu menahan laju Alves. Dengan begitu banyaknya ruang kosong yang Alves tinggalkan, bom waktu pertahanan Barca bisa meledak sewaktu-waktu.

Dan Mathieu-lah orang yang meledakkan bom itu. Over lapping-nya nyaris membuat seluruh punggawa Barca lari tunggang-langgang menyelamatkan pertahanan. Javier Mascherano menutup sisi kanan yang kosong, Carles Puyol yang sendirian di tengah pertahanan membuat Eric Abidal harus mengisi bek tengah, di mana dia membuat blunder dengan gol bunuh diri dan areanya menjadi tempat Pablo Hernandez mencetak gol.

Keunggulan 2-1 Valencia di babak pertama juga disebabkan oleh dua hal: pertama, selain menyerang Barcelona dari sisi Alves, yang kedua adalah dengan menekan dan terus menekan Barcelona hingga mereka tidak nyaman dalam penguasaan bola.

Di saat tidak ada koneksi antara lini belakang dan tengah, Xavi berjuang sendirian nyaris tanpa bantuan karena Fabregas lebih diinstruksikan sebagai false-9 alias striker bayangan. Apalah artinya Xavi tanpa umpan-umpan pendek?

Namun, Guardiola memang arsitek yang cerdas. Kelemahan Barcelona di sisi kanan membuatnya menginstruksikan Daniel Alves untuk disiplin selalu di belakang dan Thiago dimasukkan untuk membantu Xavi.

Selain itu, strategi untuk terus menekan lawan membuat suatu tim cepat atau lambat
akan mengalami kelelahan. Dan, itulah yang terjadi pada Valencia sehingga keunggulan mereka berhasil disamakan.

Minggu, 18 September 2011

NEWS; Farri Agri, Striker Liga Qatar, Ingin Membela Timnas Indonesia

oleh TIMNAS INDONESIA pada 18 September 2011 jam 15:32


Striker klub Liga Utama Qatar Al-Khor Syaffarizal Mursalin Agri menyampaikan keinginannya untuk memperkuat timnas Indonesia di masa mendatang. Syaffarizal yang akrab disapa Farri Agri saat ini berstatus sebagai pemain junior Al-Khor. Namun selama pra-musim, remaja berusia 19 tahun itu mengikuti latihan bersama tim utama.



Farri berada di Qatar, karena sedang menjalani kuliah, dan baru menyelesaikan semester dua di Universitas Stenden, Doha, Qatar. Farri membutuhkan waktu tiga tahun lagi untuk memperoleh gelar sarjana jurusan International Business Management.



Dalam percakapan melalui telepon seluler dengan Bima Said, pemimpin redaksi GOAL.com Indonesia, Farri menyampaikan keinginannya untuk tampil bersama timnas Indonesia. Semoga tahun 2014 bisa lulus dan semuanya akan lebih jelas, dan saya akan siap untuk lebih sering bermain sepakbola," ujar Farri.



"Kalau bisa memperkuat tim nasional, apakah U-23 atau senior, pasti merupakan kabar yang baik. Saat ini saya tidak ingin jadwal kuliah terganggu, sambil bermain sepakbola di Al-Khor. Insya Allah, saya bisa membela tim nasional."

Sempat tersiar kabar Farri Agri akan dinaturalisasi oleh pemerintah Qatar agar bisa memperkuat tim nasional negara itu. Namun Farri Agri membantahnya. "Berita itu tidak benar. Saya warga negara Indonesia, ingin membela Indonesia," tegas Farri Agri.



Ditambahkan, dirinya saat ini sedang berusaha meningkatkan kebugarannya. Berdasarkan latihan yang sudah dijalani, kebugaran pemain kelahiran Lhokseumawe, Aceh, itu sudah mengalami peningkatan. "Saat ini penampilan saya semakin baik. Kepercayaan diri lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya," ucap Farri.



"Saat ini saya ingin memperbaiki level fitness saya, supaya bisa mantap menembus tim inti Al-Khor. Mustinya saya ikut bersama tim untuk training camp pra-musim di Jerman beberapa waktu lalu. Tapi saya tidak pergi karena bentrok dengan jadwal kuliah."



"Saya bermain di tim junior Al-Khor sejak berusia 12 tahun, dan mulai berlatih dengan tim inti sejak usia 16-17 tahun. Tiga hari lalu kami menjalani pertandingan [uji coba]. Saya menjadi pemain pengganti, dan sempat diturunkan selama 35-40 menit."



Mengenai rumor yang menyebutkan dirinya diberi kesempatan menjalani trial di Paris Saint-Germain (PSG) dan Bolton Wanderers, Farri mengungkapkan: "Itu hanya rumor. Informasi yang ada di Wikipedia tidak sepenuhnya benar. Saya tidak pernah trial dengan PSG. Awalnya saya ingin memperkuat Bolton dengan pergi ke sana sendiri untuk trial. Tapi kemudian akademi [ASPIRE Academy for Sports Excellence di Doha, Qatar] menemukan talenta saya, dan mereka yang merekrut saya pada 2007."



Farri Agri juga tidak menutup kemungkinan untuk bermain di liga di Indonesia. Namun, ia saat ini lebih fokus menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan terjun ke sepakbola profesional atau tidak. "Saya masih berusia 19 tahun. Saat ini saya juga fokus ke kuliah, dan masih ada tiga tahun lagi. Main di liga Indonesia belum bisa dipastikan, dan baru bisa dipertimbangkan setelah lulus kuliah," ungkap Farri Agri.



"Setiap hari saya bermain bola di Al-Khor, harus mengatur waktu dengan jadwal kuliah. Pemain-pemain lainnya lebih tua, lebih berpengalaman, jadi saya banyak belajar dari mereka. Posisi saya semula striker, tapi sejak ada pelatih baru, saya lebih sering ditempatkan di lini tengah. Dengan kerja keras, saya yakin bisa menembus sebagai pemain reguler tim inti." (Republika.co.id)
NEWS
TAKDIRKU
Gerimis tak berhenti juga, ditambah dengan Tari yang sejak pulang dari sekolah tadi tak keluar-keluar dari kamarnya. Padahal jam dinding hadiah dari temannya sudah menunjukkan pukul 17.15. Itu berarti adzan magrib semakin dekat.
Tari kembali melirik buku bututnya. Aduh! Susahnya, ia membanting napas kesal isi buku yang dibacanya dari tadi belum masuk juga ke otaknya. Karena capek, ia selonjoran di kasur bunga mawarnya itu. Tapi ia malah teringat oleh mantannya. Ditariknya foto tu dari dompetnya. Huh, seandainya! Adu, dia melulu. Malas ah!
Ia sekejap langsung menyembunyikan benda kenangannya dengan Audra itu di dompetnya. Bodohnya aku! Cewek berambut panjang hitam itu mengeluh, namun penyesalan yang menginjak-nginjak batinnya nggak pergi-pergi juga. Iih, Tari menggumam. Kenapa aku dulu menyia-nyiakannya,ya? Ga dewasa, kurang bersyukur? Atau, dia yang terlalu seperti anak kecil?
Kenangan itu masih tertempel di otak Tari, saat sosok yang dikenangnya itu memberikan surat kepadanya. Surat yang isinya mengajak Tari putus dengannya. Memang sosok Audra yang seperti anak kecil, pemalu, pintar, berkulit cokelat, wajahnya yang bersih, dan bertubuh tinggi itu bukan termasuk tipe Tari. Tapi ia sulit untuk memutuskan putus atau tidak pada saat itu. Selama ini semenjak putus dengan Audra, ia sering berkhayal, berkhayal seandainya ia bisa lebih berpikir dewasa lagi. Namun yang sudah terjadi tidak bisa kembali lagi.
Daripada ia teringat dengan kekerasan bapaknya, ia mending terlintas kenangannya dengan Audra. Plak!! Batin Tari tergoncang, tamparan bapaknya ke bundanya itu sampai menggerakkan gendang telinganya. Bapak, Bapak! Cukup! Tari berlari menangis. Tak heran kalau Tari terkadang berdiam diri di kelasnya. Wajah gelisahnya membuat dirinya penuh dengan misteri. Tapi sesungguhnya ia termasuk perempuan sabar dan kuat karena ia dapat bertahan dengan kondisin keluarga seperti itu.
Tet tet tet! Bunyi bel sekolah Tari berdenting, yang menandakan jam istirahat telah usai. Namun Tari masih tetap duduk terenung di bangkunya sampai Yanti sobatnya itu membangunkannya dari lamunannya.
“Tar!”
“Ei, kowe kok ngelamun aja toh?”
“Iya nih, lagi pusing aku.”
“Ooo, makanya kowe kok nggak sholat dhuha, biasanya kowekan rajin gitu.”
“He, itu itu Audra!” Yanti menyoel-nyoel Tari. Paan sih! Kalau kamu suka dia jangan kayak gini dong! Alah yang suka aku apa kowe, Ihiir!! Yanti menyindir sobatnya itu.
Tapi dengan kelucuan sahabatnya itu, akhirnya Tari dapat tersenyum yang sejak kemarin ia terus menangis dan bersedih karena bapaknya itu menampar bundanya yang tak sengaja mengingatkan bapaknya untuk tidak merokok dan pulang malam. Yan, aku tuh udah putus dengannya! Tari menyela sobatnya denan menahan ketawa sebab melihat wajah Yanti yang berekspresi kayak “Aming” komedian itu.
Tentu saja Tari nggak akan mengatakan ke Yanti kalau ia sedang sedih dan menangisi takdirnya. Batas bercerita tetap ada. Dan Tari tak ingin sobatnya itu bersedih lantaran kehidupannya yang menyedihkan.
Dan siang itu meskipun Tari mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, tapi pikirannya masih melayang kemana-mana. Seandainya Audra masih menjadi kekasihku! pasti masalahku akan reda dengan adanya dirinya. Huh malangnya nasibku. Eiiiiihh!! Teriakannya membuat sekelas gaduh dan kaget. Ini berawal dari Bejo yang menepuk bahu Tari.
“Tar, hihihihi, ngelamun aja, kesambet lo entar!” Bejo pura-pura tak ngerti kesalahannya. Padahal gara-gara dia Tari dipanggil ke depan oleh Bu Tartik, guru paling killer di sekolah.
“Tari! Maju ke depan.”
“Oh, My God!”
“Bilang apa kamu tadi ?”
“Ndak Bu, ndak!”
Semua teman Tari tertawa sambil menahan ketawa karena tak ingin Bu Tartik mendengar ketawa mereka, namun tidak dengan Yanti dan Audra. Mereka terlihat sedang berpikir sesuatu.
“Ono opo ya ma Tari ?”
“Iya ya, ada apa dengan Tari, apa gara-gara aku ?”
Teman sebangku Yanti dan yang tak lain adalah Audra mencetuskan kata-kata seperti itu. Dan membuat Yanti terkejut dan berpikir apa sebenarnya mereka berdua masih saling suka.
Tapi…………
Di lain posisi, Bu Tartik memarahi Tari abis-abisan.
“Tariiiii, kamu itu! Kalau kamu tidak ingin mengikuti pelajaran saya. Kamu jangan menganggu pelajaran Ibu!” muka Tari yang memerah membuat dirinya tampak habis makan 100 cabe merah keriting yang biasa dilihatnya di dapur ketika ia memasak dengan bundanya.
Tet tet tet tet tet tet…………
Untung penderitaan Tari berhenti juga, bel sekolah yang memengakkan telinga itu menyelamatkan hidupnya hari ini. Tak hanya Tari, teman-temannya juga terselamatkan. Karena mereka ingin sekali tak mengikuti pelajaran ini. Tapi begitu melihat Bu Tartik, akhirnya mereka mengikutinya.
“Duduk kamu! Ketua kelas pimpin doa!”
“Iya Bu.” Tari dan ketua kelasnya menyahut bersama. Setelah Bu Tartik keluar dari kelas, Yanti dengan tas merah stroberinya itu langsung menyambar Tari. Tar kowe kenapa?
“Iya, kamu kenapa ?”
Oh My God, Audra! Tari yang semula cemberut langsung bersinar-sinar ketika Audra menghampiri dan perhatian kepadanya.
“Aku nggak apa-apa kok Dra! Aku cuma cuma……..”
“Cuma ngelamunin kamu Dra.” Bejo menyela perkataan Tari namun Yanti membela sobatnya.
“Bejo! kowe ojo ngono.”
“Nggak nggak, aku lagi pusing aja, kamu nggak pulang Dra ?” Tari mengalihkan suasana dan itu berhasil.
“Ya uda, aku pulang dulu ya.” Audra melirik Tari dengan senyumnya yang bisa membuat Tari mabuk kepayang. Bejo pun mengikutinya dari belakang.
“Tar, kowe bener-bener pusing ta ?”
“Ehmm, nggak sih, aku tadi lagi mikirin Audra tapi gara-gara Bejo tukang usil itu, aku jadi dicereweti Bu Tartik deh.”
“Ooo, emang kowe tuh!”
“Eeemang!!!” Tari menggoda sobatnya itu dan merangkulnya agar Yanti segera pulang dengannya. Lalu mereka harus masih menunggu kendaraan warna biru berlabelkan “AMG”(Arjosari-Gadang) itu.
Jam 7 malam …………
Bapak sedang menonton TV dan bapak memanggil Tari. Tak biasanya bapak mau bicara dengan Tari. Tari, sini!Bapak mau ngomong. Besok akan ada keluarga teman Bapak yang mau melamarmu, jadi besok kamu harus langsung pulang setelah jam sekolah selesai.
“Tapi Pak, saya masih sekolah, masak mau dilamar.”
“Kamu bisa tunangan dulu dan setelah lulus dari kuliah, kamu baru menikah dengannya!”
Bapak tidak mau mendengar alasan apapun dari Tari. Jika Bapak sudah bicara A, maka Tari harus mengikutinya. Tari tak tahu harus bagaimana, tak harus berbuat apa. Tari bingung! Tari harus bagaimana ya Allah ? Bunda mengetuk pintu kamar Tari dan setelah bunda masuk, mereka terlibat dalam pembicaraan.
“Sabar ya anakku, Bunda selalu disini menemanimu.” Mereka menangis berdua. Keesokan harinya Tari tak masuk sekolah karena untuk masuk, ia terlalu capek. Capek menangis semalaman. Ini merupakan takdir atau hanya kebetulan saja, Audra juga tak masuk. Entah apa alasannya. Di sebuah rumah di jalan araya itu, ada perbincangan antar keluarga.
“Papa, Audra tak mau dijodohkan!”
“Nak, dia baik buat kamu! Terserah alasan kamu apa, yang penting sekarang kamu siap-siap untuk sore nanti!”
“Pa!!!”
Jam di kamar Tari sudah menunjukkan pukul 15.00 dan sebentar lagi ia akan dilamar. Bun! Aku nggak mau pake kebaya ini, ia melempar kebaya berwarna putih jika dipakenya akan pas di badannya yang ramping itu. Bunda, aku mau dengan perjodohan ini hanya karena agar Bunda tak disakiti Bapak! Tari memperjelas alasannya kepada Bundanya. Mendadak sebuah sedan hijau masuk pelan ke halaman rumah Tari dan berhenti tepat di depan teras. Bapak menyambut keluarga itu. Namun ada yang aneh, anak laki-laki dari keluarga itu terlihat murung dan malas sama seperti Tari. Selamat datang! Silahkan masuk. Bapak mempersilahkan mereka masuk.
Dibantu dengan bunda, ia segera memakai sepatu highheels warna putih mengkilat itu dengan buru-buru. Meskipun terpaksa, Tari akhirnya keluar dan menemui keluarga pelamarnya.
Ketika Tari bertatap muka dengan anak laki-laki berjas hitam dengan kerah terbuka yang terlihat tampan saat itu, ia serasa mau pingsan di tempat. Apa kamu?kamu?? Tari terheran dengannya.
“Ya benar, aku Audra!” Dia memang Audra, mantanku. Oh, takdir macam apakah ini? Secara reflek, Tari langsung memeluk Audra dan ……………
“Tar,Aku sayang kamu!”
“Aku juga Dra, aku sayang kamu!”
Unsur Intrinsik
1. Tema : Percintaan dan takdir
2. Amanat : a. Dalam menghadapi hal apapun harus bersikap dewasa dan berpikir panjang.
b. Sabarlah dalam menjalani kehidupan ini.
c. Percaya dengan takdir Allah SWT
d. Jangan menggunakan kekerasan dalam bertindak
e. Patuhilah dan hormati orang tua kita
f. Jangan menyesali sesuatu yang sudah terjadi
g. Jangan melamun dan tak fokus sewaktu pelajaran
3. Alur : Campuran
4. setting : a. Kamar tari pukul 17.15
b. Kelas sehabis jam istirahat sekolah
c. jam 7 malam di ruang menonton TV
d. Kamar setelah sholat isyak
e. Rumah di jalan Araya
f. Jam 15.00 di rumah Tari
5. Penokohan/perwatakan : Tari : sabar, tabah, tertutup, kuat, taat beribadah, pelamun.
Audra : tidak dewasa, perhatian, pemalu
Yanti : medok, baik, perhatian, suka, melucu, setia kawan
Bapak : keras kepala, pemaksa, egois, suka memukul, mudah emosi
Bunda : sabar, penyayang, perhatian, lemah lembut, rela berkorban
Bejo : Usil, medok, nakal
Bu Tartik : Pemarah, tegas, killer
Papa : Egois
6. Sudut pandang : Orang ketiga serba tahu

Sabtu, 17 September 2011

NEWS
Judul: Arti Persahabatan

Bagiku arti persahabatan adalah teman bermain dan bergembira. Aku juga sering berdebat saat berbeda pendapat. Anehnya, semakin besar perbedaan itu, aku semakin suka. Aku belajar banyak hal. Tapi ada suatu kisah yang membuat aku berpendapat berbeda tentang arti persahabatan. Saat itu, papa mamaku berlibur ke Bali dan aku sendirian menjaga rumah...

“Hahahahaha!” aku tertawa sambil membaca.

“Beni! Katanya mau cari referensi tugas kimia, malah baca komik. Ini aku menemukan buku dari rak sebelah, mau pinjam atau tidak? Kamu bawa kartu kan? Pokoknya besok kamis, semua tugas kelompok pasti selesai. Asal kita kerjakan malam ini. Yuhuuuu... setelah itu bebas tugas. PlayStation!” jelas Judi dengan nada nyaring.

Judi orang yang simpel, punya banyak akal, tapi banyak juga yang gagal, hehehe.. Dari kelas 1 SMA sampai sekarang duduk di kelas 2 - aku sering sekelompok, beda lagi kalau masalah bermain PlayStation – Judi jagoannya. Rasanya seperti dia sudah tau apa yang bakal terjadi di permainan itu. Tapi entah kenapa, sekalipun sebenarnya aku kurang suka main PlayStation, gara-gara Judi, aku jadi ikut-ikutan suka main game.

Sahabatku yang kedua adalah Bang Jon, nama sebenarnya Jonathan. Bang Jon pemberani, badannya besar karena sehari bisa makan lima sampai enam kali. Sebentar lagi dia pasti datang - nah, sudah kuduga dia datang kesini.

“Kamu gak malu pakai kacamata hitam itu?” Tanyaku pada Bang Jon yang baru masuk ke perpustakaan. Sudah empat hari ini dia sakit mata, tapi tadi pagi rasanya dia sudah sembuh. Tapi kacamata hitamnya masih dipakai. Aku heran, orang ini benar-benar kelewat pede. Aku semakin merasa unik dikelilingi dua sahabat yang over dosis pada berbagai hal.

Kami pulang bersama berjalan kaki, rumah kami dekat dengan sekolah, Bang Jon dan Judi juga teman satu komplek perumahan. Saat pulang dari sekolah terjadi sesuatu.

Kataku dalam hati sambil lihat dari kejauhan “( Eh, itu... )”.
“Aku sangat kenal dengan rumahku sendiri...” aku mulai ketakutan saat seseorang asing bermobil terlihat masuk rumahku diam-diam. Karena semakin ketakutannya, aku tidak berani pulang kerumah.
“Ohh iya itu!” Judi dan Bang Jon setuju dengan ku. Judi melihatku seksama, ia tahu kalau aku takut berkelahi. Aku melihat Judi seperti sedang berpikir tentangku dan merencanakan sesuatu.
“Oke, Beni – kamu pergi segera beritahu satpam sekarang, Aku dan Bang Jon akan pergoki mereka lewat depan dan teriak .. maling... pasti tetangga keluar semua” bisikan Judi terdengar membuatku semakin ketakutan tak berbentuk.

Karena semakin ketakutan, terasa seperti sesak sekali bernafas, tidak bisa terucapkan kata apapun dari mulut. “...Beni, ayo...satpam” Judi membisiku sekali lagi.

Aku segera lari ke pos satpam yang ada diujung jalan dekat gapura - tidak terpikirkan lagi dengan apa yang terjadi dengan dua sahabatku. Pak Satpam panik mendengar ceritaku – ia segera memberitahu petugas lainnya untuk segera datang menangkap maling dirumahku. Aku kembali kerumah dibonceng petugas dengan motornya. Sekitar 4 menit lamanya saat aku pergi ke pos satpam dan kembali ke rumahku.

“Ya Tuhan!” kaget sekali melihat seorang petugas satpam lain yang datang lebih awal dari pada aku saat itu sedang mengolesi tisu ke hidung Bang Jon yang berdarah. Terlihat juga tangan Judi yang luka seperti kena pukul. Satpam langsung menelpon polisi akibat kasus pencurian ini.

“Jangan kawatir... hehehe... Kita bertiga berhasil menggagalkan mereka. Tadi saat kami teriak maling! Ternyata tidak ada tetangga yang keluar rumah. Alhasil, maling itu terbirit-birit keluar dan berpas-pasan dengan ku. Ya akhirnya kena pukul deh... Judi juga kena serempet mobil mereka yang terburu-buru pergi” jawab Bang Jon dengan tenang dan pedenya.
Kemudian Judi membalas perkataan Bang Jon “Rumahmu aman - kita memergoki mereka saat awal-awal, jadi tidak sempat ambil barang rumahmu.”

Singkat cerita, aku mengobati mereka berdua. Mama Judi dan Ban Jon datang kerumahku dan kami menjelaskan apa yang tadi terjadi. Anehnya, peristiwa adanya maling ini seperti tidak pernah terjadi.
“Hahahahaha... “ Judi malah tertawa dan melanjutkan bercerita tentang tokoh kesayangannya saat main PlayStation. Sedangkan Bang Jon bercerita kalau dia masih sempat-sempatnya menyelamatkan kacamata hitamnya sesaat sebelum hidungnya kena pukul. Bagaimana caranya? aku juga kurang paham. Bang Jon kurang jelas saat bercerita pengalamannya itu.

“( Hahahahaha... )” Aku tertawa dalam hati karena mereka berdua memberikan pelajaran berarti bagiku. Aku tidak mungkin menangisi mereka, malu dong sama Bang Jon dan Judi. Tapi ada pelajaran yang kupetik dari dua sahabatku ini.

Arti persahabatan bukan cuma teman bermain dan bersenang-senang. Mereka lebih mengerti ketakutan dan kelemahan diriku. Judi dan Bang Jon adalah sahabat terbaikku. Pikirku, tidak ada orang rela mengorbankan nyawanya jika bukan untuk sahabatnya ( Judi dan Bang Jon salah satunya ).

Selasa, 13 September 2011

pemain baru persijap

NEWS

Anthoni Golec Tiba Hari Ini


Pelatih Persijap Jepara Agus Yuwono mengonfirmasi kedatangan bek asal Australia, Anthony Golec, hari ini di Stadion Gelora Bumi Kartini. Golec akan diseleksi bersama beberapa pemain ekspatriat yang sudah tiba di Jepara, kemarin. Agus berharap mendapatkan empat pemain asing yang mumpuni di musim pertamanya bersama Tim Laskar Kalinyamat.
“Golec datang besok (hari ini-Red). Statusnya masih seperti yang lain, sebagai pemain yang akan mengikuti seleksi,” kata Agus, di Gelora Bumi Kartini, kemarin.
Golec belum pernah tampil di kompetisi sepak bola Indonesia.

Agus belum membeberkan jejak rekam pemain tersebut. “Dalam merekrut pemain asing, kami harus melihatnya lebih rinci. Mereka harus spesial,” paparnya.
Kriteria pemain ekspatriat yang akan direkrut selain mumpuni dari segi teknis, juga mampu memberi pengaruh besar pada tim, baik secara mental, maupun daya tarik untuk suporter. “Lebih dari itu, mesti bisa menjadi teladan sebagai pesepak bola,” kata pelatih kelahiran Malang itu.

Dalam seleksi kemarin, gelandang Persijap musim lalu, Jose Sebastian datang ke Gelora Bumi Kartini untuk seleksi. Dua pemain lain adalah Arnaldo Villalba dan Nelson. Sebagai gelandang yang memperkuat Tim Kota Ukir setengah musim lalu, nama Jose tercatat sebagai pemain yang direkomendasikan pelatih terdahulu untuk dipertahankan.

Kualitas

Sedangkan Arnaldo (striker) dan Nelson (bek) adalah pelamar baru. Khusus Arnaldo publik sepak bola Jepara tidak asing lagi karena memperkuat Persijap musim 2008.
“Kami akan melihat kualitas mereka dalam beberapa waktu ke depan,” lanjut Agus.

Dalam rencana skema bakunya, Agus menginginkan tiga ekspatriat di tiga posisi, yakni belakang, tengah dan depan. “Untuk satu ekspatriat lagi, bisa di tengah, atau di depan. Salah satu posisi itu bisa dua pemain ekspatriat. Ini rencana kami,” ujar Agus yang juga putra menantu Eko Subekti, agen pemain sepak bola yang menjadi langganan Persijap itu.
Tentang tiga pemain baru, Agus menjelaskan khusus Eka Santika dari Pro Duta dan Bayu Andra (Persiku) sudah direkomendasikan untuk dinegosiasi. Sedangkan M Irfan, masih dipertahankan dalam seleksi dan terus dipantau.
Wakil Sekretaris Tim Persijap Nurjamil mengatakan, manajemen belum melakukan negosiasi terhadap pemain-pemain itu.
“Sebagian izin pulang, belum ada negosiasi,” kata Nurjamil. (H15-81)

Senin, 12 September 2011

6 pemain naturalisasisiapperkuat TIMNAS indonesia

NEWS

"Masih bisa didaftarkan (masuk timnas) karena paling lambat pendaftarannya seminggu sebelum pertandingan," kata Ketua Umum PSSI Djohar Arifin di kantornya, Jumat, 9 September 2011.

Keenam pemain naturalisasi tersebut yaitu, Tonnie Cusell, Stefano Lilipaly, Johny Rudolf van Beukering, dan Sergio van Dijk. Keempatnya warga keturunan Belanda. Sementara 2 pemain lainnya berasal dari Nigeria, yakni Greg Nwokolo (Persija) dan Victor Chuckwuekezie Igbonefo (Persipura Jayapura).

Proses naturalisasi 6 pemain tersebut sudah mencapai tahap akhir. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kabarnya telah meneken surat Keputusan Presiden terkait naturalisasi 6 pemain itu. Tinggal tahap pengambilan sumpah di Kementerian Hukum dan HAM yang harus dilalui para pemain itu untuk bisa menjadi warga Indonesia.

Kesempatan mereka bergabung dengan timnas terbuka lebar karena babak lanjutan pra-kualifikasi Piala Dunia baru akan dimulai 11 Oktober mendatang. Indonesia akan menjamu Qatar dan 4 hari kemudian melayani Iran di Stadion Gelora Bung Karno. "Tapi semua tergantung pelatih," kata Djohar.